Ibnu Abu Hatim mengatakan, ayahku telah menceritakan kepada kami, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnul Mughirah, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Abdah ibnu Abu Barzah as-Sukhtiyani, dari As-Silt ibnu Hakim ibnu Mu'awwiyah (yakni Ibnu Haidah al-Qusyairi), dari ayahnya, dari datuknya, bahawa ada seorang penduduk Badwi bertanya, "Wahai Rasulullah, adakah Tuhan kita dekat, maka kita akan bermunajat (berbisik) kepadaNya, atau Dia jauh, maka kita akan menyeruNya?" Nabi S.a.w diam, tidak menjawab. Maka Allah S.w.t menurunkan firman-Nya;
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka): sesungguhnya Aku (Allah) dekat (kepada mereka); Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu, maka hendaklah mereka menyahut seruanku (dengan mematuhi perintahKu), dan hendaklah mereka beriman kepadaKu supaya mereka dalam kebenaran." [Surah al-Baqarah : ayat 186]
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir, dari Muhammad ibnu Humaid ar-Razi, dari Jarir dengan lafaz yang sama. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Murdawaih serta Abu Syeikh al-Asbahani, melalui hadits Muhammad ibnu Abu Humaid, dari Jarir dengan lafaz yang sama.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Sulaiman, dari Auf, dari Al-Hasan yang menceritakan bahawa para sahabat bertanya kepada Rasulullah S.a.w, "Di manakah Tuhan kita?" Maka Allah menurunkan firman-Nya;
"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka): sesungguhnya Aku (Allah) dekat (kepada mereka); Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu ......." [Surah al-Baqarah : ayat 186] hingga akhir ayat.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab ibnu Abdul Majid ats-Tsaqafi, telah menceritakan kepada kami Khalid al-Hazza, dari Abu Utsman an-Nahdi, dari Abu Musa al-Asy'ari yang menceritakan; "Ketika kami (para sahabat) bersama Rasulullah S.a.w dalam suatu peperangan, tidak sekali-kali kami menaiki suatu pendakian dan berada di tempat yang tinggi serta tidak pula kami menuruni suatu lembah melainkan kami mengeraskan suara kami seraya mengucapkan takbir."
Abu Musa melanjutkan kisahnya, Lalu Nabi S.a.w mendekat ke arah kami dan bersabda;
"Wahai manusia, tenangkan-lah diri kalian, kerana sesungguhnya kalian bukan berseru kepada yang tuli, bukan pula kepada yang ghaib, sesungguhnya kalian hanya berseru kepada Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Sesungguhnya Tuhan yang kalian seru lebih dekat kepada seseorang di antara kalian dari leher unta kenderaannya. Wahai Abdullah ibnu Qais, mahukah kamu ku ajarkan suatu kalimat (doa) yang termasuk perbendaharaan syurga? (Iaitu) La haula wa laa quwwata illa billah (Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah).
Hadits ini diketengahkan dalam kitab Shahihain dan jama'ah lainnya melalui hadits Abu Utsman an-Nahdi yang nama aslinya ialah Abdur Rahman ibnu Ali, dari Abu Musa al-Asy'ari dengan lafaz yang semisal.
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan." [Surah an-Nahl : 128]
Sama pula dengan firman-Nya kepada Nabi Musa dan Harun a.s iaitu;
"Sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar dan melihat." [Surah Thaha : 46]
Makna yang dimaksudkan dari kesemuanya itu ialah, Allah S.w.t tidak akan mengecewakan doa orang yang berdoa kepadaNya dan tidak sesuatu pun menyibukkan (melalaikan) Dia, bahkan Dia Maha Mendengar doa.
[Imam Ibnu Katsir - Tafsir Ibnu Katsir, surah al-Baqarah : ayat 186]
"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya mengenai Aku (Allah) maka (beritahu kepada mereka); sesungguhnya Aku dekat (kepada mereka); Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu....... " [Surah al-Baqarah : 186]
Ayat ini turun adalah disebabkan pertanyaan seorang Badwi kepada Nabi S.a.w; "Apakah Tuhan kami itu dekat sehingga kami dapat munajat dan bermohon kepadaNya ataupun Dia jauh sehingga kami harus menyeruNya?"
Nabi terdiam sehingga turun ayat ini, sebagai jawapan kepada pertanyaan tersebut.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Murdawaih, Abu Syeikh dan selainnya dari beberapa jalan, dari Jarir bin Abdul Hamid, dari Abdah as-Sajastani, dari as-Shalt bin Hakim bin Mu'awwiyah bin Jaidah, dari bapanya, dari datuknnya.
Menurut riwayat lain pula, ayat ini turun sebagai jawapan kepada pertanyaan beberapa orang sahabat kepada Nabi S.a.w; "Di manakah Tuhan kita."
Diriwayatkan oleh Abdul Razaq dari Hasan, tetapi ada sumber-sumber lain yang menguatkannya. Hadits ini mursal.
[Imam As-Suyuthi - Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzul, surah al-Baqarah : ayat 186]
Sila baca juga KeMaha Sucian Allah - Imam al-Ghazali
0 comments:
Catat Ulasan